Opera Cake is a type of French cake. It is made with layers of almond sponge cake (known as Joconde in French) soaked in coffee syrup, layered with ganache and coffee buttercream, and covered in a chocolate glaze. According to Larousse Gastronomique "Opéra gateau is an elaborate almond sponge cake with a coffee and chocolate filling and icing." The cake was popularized by the French pâtisserie house Dalloyau.
Usually this cake made many layers, but i didn't :( since i only have two brass and i was planed to slice it like the master or chef did, but then i've failed (i want to cry).
So....that's why you wouldn't find the pretty layers on mine lol , but it's ok coz it had never change the taste.
When you eat every slice i promise you wouldn't stop, you'll be like in heaven, trust me!
Next time i'll use 6 brass, so i can show you "the heavens" ;)
The recipe you can search in the google machine, there are so many source to make an opera cake.
Rabu, 16 Maret 2011
Jumat, 11 Maret 2011
Kami, Rakyat Miskin Pak.
Potret kemiskinan di indonesia semakin nyata saja hal ini terlihat dari jumlah orang miskin sebesar37.1juta bahkan mungkin lebih dimana jumlah itu masih lebih besar dari jumlah total warga di malaysia. "Fantastic number" untuk sebuah data statistik suatu negara yang notabene memiliki kekayaan alam begitu melimpah. Dikategorikan negara miskin sebenarnya tidak pantas, karena data statistik yang beredar persentase masyarakat sejahtera masih mendominasi, bukti kongkrit yang terlihat adalah penggunaan fasilitas kendaraan bermotor dikota-kota besar terutama semakin meningkat, pembangunan real estate sangat berjamuran yang berarti konsumen peminat rumah-rumah mewah juga meningkat. Tetapi tragisnya kemiskinan pun ikut menjamur seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bisa dibayangkan bila kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sebesar Rp.500,- per liter itu terlaksana, sudah dapat dipastikan akan menaikkan persentase angka kemiskinan. Memang kita akui bahwa kondisi dunia sekarang ini dalam keadaan tertekan, harga minyak bumi mentah terus bergerak vertikal yang akan berimbas kepada harga-harga yang berhubungan dengan masyarakat dunia termasuk indonesia. Dapat kita maklumi jika pemerintah perlu menetapkan kebijakan-kebijakan menghadapi pressure ekonomi dunia ini, tapi seyogyanya pemerintah juga ikut memikirkan efek langsung yang ditimbulkan karena kenaikan ini, yaitu rakyat miskin. (gbr dikutip dari blog bintangsatria)
Sosok kemiskinan seperti gambar diatas sudah sangat mahfum dan sangat banyak kita temui disegala penjuru kota. Janji-janji pemerintah untuk memberantas kemiskinan dengan program-program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan seperti oase di padang pasir tapi malah seperti arang dalam sekam, banyak pihak-pihak yang sibuk ikut-ikut menikmati kucuran dana pemerintah ini sehingga sampai ke rakyat miskin nominal tersebut sudah berkurang banyak, pada akhirnya masyarakat selalu berebut dan adu jotos saat mengantri BLT karena porsi & jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah rakyat miskin, tragis dan sangat memilukan hati.
Rasanya sangat tidak pantas bila para penguasa ekonomi dan pengusaha berfoya-foya dengan ria nya sedangkan disebelah kompleks apartemen mewah mereka sekelompok anak manusia bertelanjang kaki, sibuk mengais-ngais sampah yang baunya sangat menusuk hidung mencari sisa-sisa makanan dari kalian wahai penguasa...
Dan sangatlah mustahil bila pemerintah tidak mengetahui kondisi rakyat mereka sebenarnya, karena kelompok rakyat miskin bertebaran dipenjuru ibu kota. Jumlah pengemis yang selalu meningkat setiap tahunnya, ditambah jumlah pengangguran menghiasi data-data statistik nasional seharusnya menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam memberantas kemiskinan.
Masihkah ada harapan bagi kami rakyat miskin untuk tetap bisa menjalani hidup seadanya saja?
Kami tidak muluk-muluk meminta seperti yang kalian punya...
Tapi andaikan kalian jadi kami, bisakah kalian hidup tanpa udara seperti kami?
Andaikan kalian jadi kami bisakah kalian menapaki hidup tanpa pegangan?
Lihat dan dengar kami, itu saja...
Bisa dibayangkan bila kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sebesar Rp.500,- per liter itu terlaksana, sudah dapat dipastikan akan menaikkan persentase angka kemiskinan. Memang kita akui bahwa kondisi dunia sekarang ini dalam keadaan tertekan, harga minyak bumi mentah terus bergerak vertikal yang akan berimbas kepada harga-harga yang berhubungan dengan masyarakat dunia termasuk indonesia. Dapat kita maklumi jika pemerintah perlu menetapkan kebijakan-kebijakan menghadapi pressure ekonomi dunia ini, tapi seyogyanya pemerintah juga ikut memikirkan efek langsung yang ditimbulkan karena kenaikan ini, yaitu rakyat miskin. (gbr dikutip dari blog bintangsatria)
Sosok kemiskinan seperti gambar diatas sudah sangat mahfum dan sangat banyak kita temui disegala penjuru kota. Janji-janji pemerintah untuk memberantas kemiskinan dengan program-program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan seperti oase di padang pasir tapi malah seperti arang dalam sekam, banyak pihak-pihak yang sibuk ikut-ikut menikmati kucuran dana pemerintah ini sehingga sampai ke rakyat miskin nominal tersebut sudah berkurang banyak, pada akhirnya masyarakat selalu berebut dan adu jotos saat mengantri BLT karena porsi & jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah rakyat miskin, tragis dan sangat memilukan hati.
Rasanya sangat tidak pantas bila para penguasa ekonomi dan pengusaha berfoya-foya dengan ria nya sedangkan disebelah kompleks apartemen mewah mereka sekelompok anak manusia bertelanjang kaki, sibuk mengais-ngais sampah yang baunya sangat menusuk hidung mencari sisa-sisa makanan dari kalian wahai penguasa...
Dan sangatlah mustahil bila pemerintah tidak mengetahui kondisi rakyat mereka sebenarnya, karena kelompok rakyat miskin bertebaran dipenjuru ibu kota. Jumlah pengemis yang selalu meningkat setiap tahunnya, ditambah jumlah pengangguran menghiasi data-data statistik nasional seharusnya menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam memberantas kemiskinan.
Masihkah ada harapan bagi kami rakyat miskin untuk tetap bisa menjalani hidup seadanya saja?
Kami tidak muluk-muluk meminta seperti yang kalian punya...
Tapi andaikan kalian jadi kami, bisakah kalian hidup tanpa udara seperti kami?
Andaikan kalian jadi kami bisakah kalian menapaki hidup tanpa pegangan?
Lihat dan dengar kami, itu saja...
Kamis, 10 Maret 2011
Panada
Panada adalah salah satu kue khas Manado yang populer selain Klappertaart. Ada yang bilang kue ini merupakan pengaruh kuliner Belanda, namun ada juga yang mengatakan pengaruh kuliner Portugis karena bentuknya mirip kue pastel. Kue ini berupa kue pastel yang diisi dengan ikan laut cakalang dibumbu panpis. Bumbu panpis adalah ikan cakalang dimasak dengan bawang merah, daun jeruk, kemangi, cabe merah, daun bawang, sedangkan ikannya disuir kecil-kecil. Pembuatan panada terdiri dari bahan dan isi kemudian digoreng dalam minyak hangat.
Asyik juga buat alternatif camilan atau buat menu arisan oke banget loh, kalo resep bisa di gugling banyak kok bertebaran ;)
Asyik juga buat alternatif camilan atau buat menu arisan oke banget loh, kalo resep bisa di gugling banyak kok bertebaran ;)
Bolu Lapis Daging
Kesan pertama waktu nyicipin bolu lapis ini cucooookk banget. Bolunya ringan gitu sama sekali ngga maghteg mungkin karena pemakaian bahan-bahannya ngga terlalu berkolestrol (tanpa margarin cuma minyak itupun sedikit) , trus dagingnya kayak yang dijual abang-abang bapao gitu, enak dan ngga eneg ;)
Aku dapet resepnya dari temen milis (mba besta ijin copas ya), tengkyu banget mba resepnya memuaskan banget I like it so much ;) Berikut resepnya
Bolu Lapis Daging
Aku dapet resepnya dari temen milis (mba besta ijin copas ya), tengkyu banget mba resepnya memuaskan banget I like it so much ;) Berikut resepnya
Bolu Lapis Daging
4 btr telur
125 grm gula pasir
1 sdm SP
125 grm terigu
1 sdt BPDA
30 ml minyak
100 grm daging
2 btr bawang putih, cincang halus
3 btr bawang merah, iris halus, goreng garing
keju cheddar secukupnya
1. tumis bawang putih, masukkan daging cincang, aduk rata hingga berbutir, beri kecap, garam. gula, merica halus secukupnya
2. jika sudah kering masukkan bawang merah goreng, aduk rata, matikan api
1. kocok telur + gula pasir hingga mengambang, beri SP aduk hingga soft peak
2. masukkan terigu yg sudah diayak dg BPDA, beri minyak aduk rata
3. loyang 10x20 yg sudah dioles dan alasi kertas roti, tuang separuh adonan, beri adonan daging 1/2 bagian, taburi keju cheddar parut
4. kukus 10 menit, tuang lagi sisa adonan, dan taburin sisa adonan daging, beri keju cheddar parut lagi
5. kukus 20-30 menit
Minggu, 06 Maret 2011
Pola Pengasuhan Pada Anak
Sekali waktu lalu, saya pernah mengikuti seminar tentang "smart parents smart children" dengan narasumber bunda Neno Warisman. Seminar kali ini mengangkat bagaimana cara pengasuhan orang tua kepada anak dengan cara yang "smart". Anak adalah anugerah yang amat berharga yang dititipkan ALLAH SWT kepada umatnya, tinggal para orangtua yang diserahkan titipan ini bisa menjaga dengan baik atau tidak. Baik dalam artian sesuai dengan kaidah-kaidah islam agar menjadi "prajurit-prajurit" ALLAH SWT kelak di akhirat nanti.
Dewasa ini para wanita indonesia khususnya mulai bergerak maju dalam karir, artinya banyak diantara ibu-ibu di indonesia yang memilih atau memang tidak ada pilihan untuk menjadi seorang karyawati baik dipabrik, kantor, toko, dan lain-lain. Hal ini seharusnya tidak lantas membuat peran dan kodrat seorang Ibu menjadi terlupakan, karena lewat tangan-tangan mulia "sang ibu" harapan dan kualitas masa depan "seorang anak" terbukti. Betapa besar dan berat tanggung jawab mahluk ALLAH SWT yang bernama "Ibu" ini bukan?
Sesungguhnya dalam pola pengasuhan seorang anak itu diperlukan sebuah "komitmen", komitmen antara ibu-ayah dan antara orangtua-anak. Jika salah satu dari pemegang peranan ini melanggar komitmen tersebut, sudah dapat dipastikan "project pengasuhan" akan mengalami 'handycap atau kecacatan" yang akibatnya kegagalan pola pengasuhan. Bagaimana sesungguhnya komitmen itu dibuat? tentu saja dengan persetujuan sesama pemegang komitmen. Misalnya, ayah dan ibu berkomitmen pada saat anak melakukan kesalahan, ibu akan menegur dan memberi tahu letak kesalahan anak supaya tidak diulangi lagi, nah pada saat itu ayah tidak boleh "menyelamatkan" anak dengan cara apapun, karena dengan begitu anak akan melihat bahwa ia bisa mencari perlindungan kepada ayah, begitu pula sebaliknya.
Step-step pengasuhan anak terbagi dalam 3 step :
1. 7 tahun pertama (usia antara 1th - 7th) : Perlakukan anak bak raja
Pada tahap ini pola pengasuhan seolah-olah orang tua adalah seorang hamba dan anak adalah rajanya,
karena memang pada rentang usia ini anak masih belum bisa untuk melayani dirinya sendiri, tapi tidak
lantas keberadaan orang tua terinjak-injak karena perlakuan ini loh?
Banyak contohnya, misal membacakan bacaan edukatif tentang pahlawan-pahlawan agama, rasul-rasul
ALLAH SWT pada saat santai atau sebelum tidur. Para ahli mengatakan sangat mudah "mendoktrin"
seorang anak (hal-hal yang baik tentunya) pada saat tidur dangkalnya. Apa itu tidur dangkal? kondisi tidur
yang belum lelap, kondisi ini sangat optimum bagi para orang tua untuk menanamkan norma-norma
kebaikan pada anak-anak tercinta.
2. 7 tahun kedua (usia 7th-14th) : Perlakukan anak sepert pembantu
Tunggu sebentar, anonim kalimat di atas bukan berarti kita mengkaryakan anak-anak kita seperti
pembantu, tapi pada tahapan usia ini orang tua mulai mendidik anak-anak mereka untuk mengenali
pekerjaan rumah yang nanti pada waktunya pasti akan mereka lakoni.
Ajak anak-anak untuk menempatkan sepatu pada tempatnya, mencuci piring setelah makan,
membersihkan tempat tidur setelah bangun dan lain sebagainya.
3. 7 Tahun ketiga (usia 14th - 21th) : Perlakukan anak seperti duta besar
Anak di usia ini sudah bisa mengemban pesan orangtua, terutama diusia 16th kondisi sel-sel otak saat itu
menduplikasi menjadi 200juta milyar sel-sel dan sel-sel otak ini tidak akan menduplikasi lagi. Jadi
optimalkan lah pengasuhan-pengasuhan yang edukatif dan agamais serta penanaman norma-norma
kebaikan sampai pada usia ini.
Seringkali respon orangtua berubah saat mengetahui sang anak tidak berprestasi disekolah, karena bagi para orangtua adalah sebuah "prestigue" mendapati anak-anaknya menjadi juara kelas atau bintang teladan. Suatu pengharapan yang wajar memang, tapi sangat berlebihan jika kita memaksa anak kita untuk pintar disegala bidang. Setiap anak dilahirkan dengan kelebihan nya masing-masing dan tidak bisa disama-samakan, sering saya dengar orangtua yang membanding-bandingkan anak-anak mereka..."eh, koq anto pinter banget ya tiap tahun selalu jadi juara gimana belajarnya sih? beda sama anak saya, kok ngga pernah jadi juara kelas."
Andai mereka tahu bahwa ilmuwan asal Jerman Albert Einstein adalah seorang yang mengalami dyslexia dan sangat pemalu juga beliau dianggap pelajar yang lambat pada masa itu, tapi pada akhirnya "einstein" menjadi seorang ilmuwan legendaris bahkan nama belakangnya tersebut "einstein" bersinonim dengan "kecerdasan".
Pada dasarnya semua manusia yang hadir di dunia ini adalah manusia pilihan juga manusia juara.
Bagaimana tidak, coba kita pikirkan bersama pada saat pertemuan antara sel sperma dengan ovum,sebenarnya perjuangan dan pertandingan yang maha hebat sedang terjadi. Berjuta-juta sperma yang notabene calon manusia itu berlomba-lomba memperebutkan "sang ovum" yang hanya berjumlah satu buah, sampai akhirnya hanya terpilih satu diantara jutaan calon-calon manusia. Jadi para orang tua, anak-anak kita sedari mereka berada dikandungan, mereka sudah menjadi juara sesungguhnya, betapa maha dahsyatnya ALLAH SWT.
Mari kita jadikan putra putri kita prajurit-prajurit ALLAH SWT yang selalu bergerak dalam koridor - koridor islam, dengan dorongan dan support yang besar insyaALLAH kita orangtua bisa berlega hati bahwa amanat itu terjaga dengan baik amin YRA...
Dewasa ini para wanita indonesia khususnya mulai bergerak maju dalam karir, artinya banyak diantara ibu-ibu di indonesia yang memilih atau memang tidak ada pilihan untuk menjadi seorang karyawati baik dipabrik, kantor, toko, dan lain-lain. Hal ini seharusnya tidak lantas membuat peran dan kodrat seorang Ibu menjadi terlupakan, karena lewat tangan-tangan mulia "sang ibu" harapan dan kualitas masa depan "seorang anak" terbukti. Betapa besar dan berat tanggung jawab mahluk ALLAH SWT yang bernama "Ibu" ini bukan?
Sesungguhnya dalam pola pengasuhan seorang anak itu diperlukan sebuah "komitmen", komitmen antara ibu-ayah dan antara orangtua-anak. Jika salah satu dari pemegang peranan ini melanggar komitmen tersebut, sudah dapat dipastikan "project pengasuhan" akan mengalami 'handycap atau kecacatan" yang akibatnya kegagalan pola pengasuhan. Bagaimana sesungguhnya komitmen itu dibuat? tentu saja dengan persetujuan sesama pemegang komitmen. Misalnya, ayah dan ibu berkomitmen pada saat anak melakukan kesalahan, ibu akan menegur dan memberi tahu letak kesalahan anak supaya tidak diulangi lagi, nah pada saat itu ayah tidak boleh "menyelamatkan" anak dengan cara apapun, karena dengan begitu anak akan melihat bahwa ia bisa mencari perlindungan kepada ayah, begitu pula sebaliknya.
Step-step pengasuhan anak terbagi dalam 3 step :
1. 7 tahun pertama (usia antara 1th - 7th) : Perlakukan anak bak raja
Pada tahap ini pola pengasuhan seolah-olah orang tua adalah seorang hamba dan anak adalah rajanya,
karena memang pada rentang usia ini anak masih belum bisa untuk melayani dirinya sendiri, tapi tidak
lantas keberadaan orang tua terinjak-injak karena perlakuan ini loh?
Banyak contohnya, misal membacakan bacaan edukatif tentang pahlawan-pahlawan agama, rasul-rasul
ALLAH SWT pada saat santai atau sebelum tidur. Para ahli mengatakan sangat mudah "mendoktrin"
seorang anak (hal-hal yang baik tentunya) pada saat tidur dangkalnya. Apa itu tidur dangkal? kondisi tidur
yang belum lelap, kondisi ini sangat optimum bagi para orang tua untuk menanamkan norma-norma
kebaikan pada anak-anak tercinta.
2. 7 tahun kedua (usia 7th-14th) : Perlakukan anak sepert pembantu
Tunggu sebentar, anonim kalimat di atas bukan berarti kita mengkaryakan anak-anak kita seperti
pembantu, tapi pada tahapan usia ini orang tua mulai mendidik anak-anak mereka untuk mengenali
pekerjaan rumah yang nanti pada waktunya pasti akan mereka lakoni.
Ajak anak-anak untuk menempatkan sepatu pada tempatnya, mencuci piring setelah makan,
membersihkan tempat tidur setelah bangun dan lain sebagainya.
3. 7 Tahun ketiga (usia 14th - 21th) : Perlakukan anak seperti duta besar
Anak di usia ini sudah bisa mengemban pesan orangtua, terutama diusia 16th kondisi sel-sel otak saat itu
menduplikasi menjadi 200juta milyar sel-sel dan sel-sel otak ini tidak akan menduplikasi lagi. Jadi
optimalkan lah pengasuhan-pengasuhan yang edukatif dan agamais serta penanaman norma-norma
kebaikan sampai pada usia ini.
Seringkali respon orangtua berubah saat mengetahui sang anak tidak berprestasi disekolah, karena bagi para orangtua adalah sebuah "prestigue" mendapati anak-anaknya menjadi juara kelas atau bintang teladan. Suatu pengharapan yang wajar memang, tapi sangat berlebihan jika kita memaksa anak kita untuk pintar disegala bidang. Setiap anak dilahirkan dengan kelebihan nya masing-masing dan tidak bisa disama-samakan, sering saya dengar orangtua yang membanding-bandingkan anak-anak mereka..."eh, koq anto pinter banget ya tiap tahun selalu jadi juara gimana belajarnya sih? beda sama anak saya, kok ngga pernah jadi juara kelas."
Andai mereka tahu bahwa ilmuwan asal Jerman Albert Einstein adalah seorang yang mengalami dyslexia dan sangat pemalu juga beliau dianggap pelajar yang lambat pada masa itu, tapi pada akhirnya "einstein" menjadi seorang ilmuwan legendaris bahkan nama belakangnya tersebut "einstein" bersinonim dengan "kecerdasan".
Pada dasarnya semua manusia yang hadir di dunia ini adalah manusia pilihan juga manusia juara.
Bagaimana tidak, coba kita pikirkan bersama pada saat pertemuan antara sel sperma dengan ovum,sebenarnya perjuangan dan pertandingan yang maha hebat sedang terjadi. Berjuta-juta sperma yang notabene calon manusia itu berlomba-lomba memperebutkan "sang ovum" yang hanya berjumlah satu buah, sampai akhirnya hanya terpilih satu diantara jutaan calon-calon manusia. Jadi para orang tua, anak-anak kita sedari mereka berada dikandungan, mereka sudah menjadi juara sesungguhnya, betapa maha dahsyatnya ALLAH SWT.
Mari kita jadikan putra putri kita prajurit-prajurit ALLAH SWT yang selalu bergerak dalam koridor - koridor islam, dengan dorongan dan support yang besar insyaALLAH kita orangtua bisa berlega hati bahwa amanat itu terjaga dengan baik amin YRA...
Kamis, 03 Maret 2011
Puding Sutra Koktail
Rasanya gemes liat stok koktail kalengan ngga abis-abis, udah aku bikin puding sebelumnya ternyata masih ada satu kaleng yang besar. Tapi dasar lagi ngga kreatif yang kebayang cuma puding lagi puding lagi hehehe..
Stok susu segar banyak dikulkas, gula, agar-agar, lengkap semuanya...Ok langsung dech bikin puding sutra koktail nya.
Kalo resepnya mah gampil pisan lah...aku aja pake rumus "asplung" asal cemplung hehehe, yang penting susu segarnya banyak biar kerasa susunya. Oia satu lagi aku inget pernah ada yang kasih tau kalo penambahan susu kental manis pada saat kompor sudah dimatikan ternyata bikin sensasi yang gimanaaaa gitu, coba aja dech.
Aku ngga posting resepnya ya? karena ya itu tadi rumusnya cuma asplung ;)
Bolu Kukus Gula Merah
Banyak yang kapok atau males bikin bolu kukus karena emang camilan satu ini tuch tricky banget, dibilang susah ya gampang dibilang gampang ya susah juga hehehe...kendalanya pasti antara mekrok atau ngga.
Ceritanya mbarepku itu kalo dibekelin makanan ngga pernah disentuh, alhasil utuh balik kerumah. Emang siy diabisin juga tapi sama adiknya :) Jadi kan aku khawatir kalo bekelnya ngga disentuh apa ngga kelaperan disekolahnya? Ya, walaupun udah sarapan sebelumnya (hukumnya wajib tuch!), tapi kan pasti laper setelah aktivitas.
Jadi aku browsing sana sini cari makanan buat bekel si mbarep, nyari yg gampil en bahannya ready smua..eh gayung bersambut, nemu resepnya mba vivi liong "Bolu Kukus Gula Merah" sesuai namanya gula merah sebagai bahan baku utama, so...lebih low kolestrol ceritanya. Stok gula merah mah always ada didalam kulkas, karena ini andalan utama buat temen masak, jadi ngga ada alasan untuk ngga buat ;)
Untuk resepnya dibawah ini ya....
Bolu Kukus Gula Merah
by: Vivi Liong
Bahan:
- Telur ayam 2 butir
- Gula pasir 50 gram
- Soda kue 1 sendok teh
- Baking powder 1/2 sendok teh
- Gula merah 500 gram, rebus dengan 2 gelas air hingga gula larut, angkat dan saring
- Tepung terigu protein sedang 500 gram
- Minyak goreng 250 ml
Ceritanya mbarepku itu kalo dibekelin makanan ngga pernah disentuh, alhasil utuh balik kerumah. Emang siy diabisin juga tapi sama adiknya :) Jadi kan aku khawatir kalo bekelnya ngga disentuh apa ngga kelaperan disekolahnya? Ya, walaupun udah sarapan sebelumnya (hukumnya wajib tuch!), tapi kan pasti laper setelah aktivitas.
Jadi aku browsing sana sini cari makanan buat bekel si mbarep, nyari yg gampil en bahannya ready smua..eh gayung bersambut, nemu resepnya mba vivi liong "Bolu Kukus Gula Merah" sesuai namanya gula merah sebagai bahan baku utama, so...lebih low kolestrol ceritanya. Stok gula merah mah always ada didalam kulkas, karena ini andalan utama buat temen masak, jadi ngga ada alasan untuk ngga buat ;)
Untuk resepnya dibawah ini ya....
Bolu Kukus Gula Merah
by: Vivi Liong
Bahan:
- Telur ayam 2 butir
- Gula pasir 50 gram
- Soda kue 1 sendok teh
- Baking powder 1/2 sendok teh
- Gula merah 500 gram, rebus dengan 2 gelas air hingga gula larut, angkat dan saring
- Tepung terigu protein sedang 500 gram
- Minyak goreng 250 ml
Isi:
- Nangka kupas 5 mata, potong dadu kecil (option, aku ngga pake)
Cara Membuat:
1. Kocok telur bersama gula pasir, soda kue dan baking powder hingga lembut dan mengembang.
2. Masukkan satu persatu, sirup gula merah, lalu tepung terigu dan minyak goreng, sambil diaduk hingga adonan tercampur rata.
3. Tuang sedikit adonan dalam cup kertas yang telah dialasi cetakan bolu kukus, lalu tambahkan nangka dan tuang kembali sisa adonan hingga agak penuh.
4. Kukus dalam kukusan yg telah bergolak airnya, kukus selama 25 – 30 menit hingga kue merekah dan matang, angkat.. (selama pengkukusan, jangan dibuka-buka) .
5. Sajikan.
Hasil Jadi 25 Buah
Tips:
Untuk dijual, nangka bisa diganti dengan misis, aduk rata dengan adonan (bukan u/ isian)
- Nangka kupas 5 mata, potong dadu kecil (option, aku ngga pake)
Cara Membuat:
1. Kocok telur bersama gula pasir, soda kue dan baking powder hingga lembut dan mengembang.
2. Masukkan satu persatu, sirup gula merah, lalu tepung terigu dan minyak goreng, sambil diaduk hingga adonan tercampur rata.
3. Tuang sedikit adonan dalam cup kertas yang telah dialasi cetakan bolu kukus, lalu tambahkan nangka dan tuang kembali sisa adonan hingga agak penuh.
4. Kukus dalam kukusan yg telah bergolak airnya, kukus selama 25 – 30 menit hingga kue merekah dan matang, angkat.. (selama pengkukusan, jangan dibuka-buka) .
5. Sajikan.
Hasil Jadi 25 Buah
Tips:
Untuk dijual, nangka bisa diganti dengan misis, aduk rata dengan adonan (bukan u/ isian)
Karena tidak ada nangka maka saya memuat dengan menggunakan meisis yang dicampur dengan adonan. Adonan saya tambahkan dengan emulsifier (SP) 1 sdt, dikocok bareng dengan telur dan gula pasir.
1 resep bolkus GuMer ini karena cetakan nya kecil kecil maka jadi 32 buah dan cetakan saya isi sampai penuh.
Selamat mencoba
Selasa, 01 Maret 2011
Artikel
Ternyata untuk meluruskan sesuatu yang dirasa tidak baik memang butuh perjuangan yang cukup sulit dan berat. Pertentangan demi pertentangan dari segala sudut berusaha untuk menghentikan, tapi itulah perjuangan. Dalam islam pun ALLAH SWT mengatakan "Maka Diam adalah bagi selemah-lemahnya iman", karena melihat kenyataan dalam keseharian sesuatu yang salah itu banyak sekali dan kewajiban kita sebagai sesama muslim untuk saling meluruskan, maka apabila kita mengetahui itu tapi tidak berusaha untuk mengkoreksi hanya diam saja, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.
Apa ya...yang ada dipikiran mereka itu?tidak tau kalau mereka keliru atau sebenarnya tau tapi pura-pura tidak tau??sangat miris sekali....
Kepiawaian para pemimpin harusnya terevaluasi dari kemampuan mereka untuk melihat segala potensi masalah dan juga keberanian untuk mengatakan yang salah adalah salah, tidak ada pengecualian. Memang berat untuk menunjukkan kebenaran, terfikir akan efek yang ditimbulkan dan pihak-pihak yang tidak berhubungan langsung yang akan dirugikan. Yach benar...melakukan hal kebenaran itu sangat sulit dibanding dengan sebaliknya.
Saat posisi seseorang berada di atas seringkali telinga, mata dan nurani tidak serasi. Komplain-komplain atau masukan-masukan yang datangnya dari bawahan sering ditanggapi dengan sinis dan acuh, padahal dalam hati kecil mereka mengakui bahwa itu benar! karena kesombongan, keangkuhan menguasai sebahagian besar persentase nurani mereka, maka telinga & mata menjadi buta tuli seketika, sangat ironis sekali....
Hal ini pun sering terjadi dalam lingkungan kecil kita yaitu rumah tangga, ayah yang tidak mau mendengar masukan dari ibu, ibu yang tidak terima komplain dari mulut kecil anak-anak mereka, dan lain sebagainya. Mereka selalu merasa bahwa mereka adalah orang tua yang sudah pasti selalu benar, atau mereka merasa sebagai kepala rumah tangga yang gengsi mengakui kebenaran atau masukan dari istri atau anak-anaknya, karena sejauh ini paradigma yang tertanam dalam lobus frontal kita ya....memang seperti itu. Rasa gengsi dan egois mengalahkan nurani, lagi-lagi seperti itu.
Mengakui kebenaran sesungguhnya bukan hal yang memalukan kok?
Tidak lantas jatuh wibawa, harkat dan martabat karena mau mengakui sebuah kebenaran, tapi mengapa itu sulit sekali dilakukan?
Ya, kita coba dari hal kecil untuk berani mengakui kebenaran, mulai dari lingkungan keluarga saja dulu ;)
CU ditulisan berikutnya
Apa ya...yang ada dipikiran mereka itu?tidak tau kalau mereka keliru atau sebenarnya tau tapi pura-pura tidak tau??sangat miris sekali....
Kepiawaian para pemimpin harusnya terevaluasi dari kemampuan mereka untuk melihat segala potensi masalah dan juga keberanian untuk mengatakan yang salah adalah salah, tidak ada pengecualian. Memang berat untuk menunjukkan kebenaran, terfikir akan efek yang ditimbulkan dan pihak-pihak yang tidak berhubungan langsung yang akan dirugikan. Yach benar...melakukan hal kebenaran itu sangat sulit dibanding dengan sebaliknya.
Saat posisi seseorang berada di atas seringkali telinga, mata dan nurani tidak serasi. Komplain-komplain atau masukan-masukan yang datangnya dari bawahan sering ditanggapi dengan sinis dan acuh, padahal dalam hati kecil mereka mengakui bahwa itu benar! karena kesombongan, keangkuhan menguasai sebahagian besar persentase nurani mereka, maka telinga & mata menjadi buta tuli seketika, sangat ironis sekali....
Hal ini pun sering terjadi dalam lingkungan kecil kita yaitu rumah tangga, ayah yang tidak mau mendengar masukan dari ibu, ibu yang tidak terima komplain dari mulut kecil anak-anak mereka, dan lain sebagainya. Mereka selalu merasa bahwa mereka adalah orang tua yang sudah pasti selalu benar, atau mereka merasa sebagai kepala rumah tangga yang gengsi mengakui kebenaran atau masukan dari istri atau anak-anaknya, karena sejauh ini paradigma yang tertanam dalam lobus frontal kita ya....memang seperti itu. Rasa gengsi dan egois mengalahkan nurani, lagi-lagi seperti itu.
Mengakui kebenaran sesungguhnya bukan hal yang memalukan kok?
Tidak lantas jatuh wibawa, harkat dan martabat karena mau mengakui sebuah kebenaran, tapi mengapa itu sulit sekali dilakukan?
Ya, kita coba dari hal kecil untuk berani mengakui kebenaran, mulai dari lingkungan keluarga saja dulu ;)
CU ditulisan berikutnya
molikakitchen