Potret kemiskinan di indonesia semakin nyata saja hal ini terlihat dari jumlah orang miskin sebesar37.1juta bahkan mungkin lebih dimana jumlah itu masih lebih besar dari jumlah total warga di malaysia. "Fantastic number" untuk sebuah data statistik suatu negara yang notabene memiliki kekayaan alam begitu melimpah. Dikategorikan negara miskin sebenarnya tidak pantas, karena data statistik yang beredar persentase masyarakat sejahtera masih mendominasi, bukti kongkrit yang terlihat adalah penggunaan fasilitas kendaraan bermotor dikota-kota besar terutama semakin meningkat, pembangunan real estate sangat berjamuran yang berarti konsumen peminat rumah-rumah mewah juga meningkat. Tetapi tragisnya kemiskinan pun ikut menjamur seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bisa dibayangkan bila kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sebesar Rp.500,- per liter itu terlaksana, sudah dapat dipastikan akan menaikkan persentase angka kemiskinan. Memang kita akui bahwa kondisi dunia sekarang ini dalam keadaan tertekan, harga minyak bumi mentah terus bergerak vertikal yang akan berimbas kepada harga-harga yang berhubungan dengan masyarakat dunia termasuk indonesia. Dapat kita maklumi jika pemerintah perlu menetapkan kebijakan-kebijakan menghadapi pressure ekonomi dunia ini, tapi seyogyanya pemerintah juga ikut memikirkan efek langsung yang ditimbulkan karena kenaikan ini, yaitu rakyat miskin. (gbr dikutip dari blog bintangsatria)
Sosok kemiskinan seperti gambar diatas sudah sangat mahfum dan sangat banyak kita temui disegala penjuru kota. Janji-janji pemerintah untuk memberantas kemiskinan dengan program-program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan seperti oase di padang pasir tapi malah seperti arang dalam sekam, banyak pihak-pihak yang sibuk ikut-ikut menikmati kucuran dana pemerintah ini sehingga sampai ke rakyat miskin nominal tersebut sudah berkurang banyak, pada akhirnya masyarakat selalu berebut dan adu jotos saat mengantri BLT karena porsi & jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah rakyat miskin, tragis dan sangat memilukan hati.
Rasanya sangat tidak pantas bila para penguasa ekonomi dan pengusaha berfoya-foya dengan ria nya sedangkan disebelah kompleks apartemen mewah mereka sekelompok anak manusia bertelanjang kaki, sibuk mengais-ngais sampah yang baunya sangat menusuk hidung mencari sisa-sisa makanan dari kalian wahai penguasa...
Dan sangatlah mustahil bila pemerintah tidak mengetahui kondisi rakyat mereka sebenarnya, karena kelompok rakyat miskin bertebaran dipenjuru ibu kota. Jumlah pengemis yang selalu meningkat setiap tahunnya, ditambah jumlah pengangguran menghiasi data-data statistik nasional seharusnya menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam memberantas kemiskinan.
Masihkah ada harapan bagi kami rakyat miskin untuk tetap bisa menjalani hidup seadanya saja?
Kami tidak muluk-muluk meminta seperti yang kalian punya...
Tapi andaikan kalian jadi kami, bisakah kalian hidup tanpa udara seperti kami?
Andaikan kalian jadi kami bisakah kalian menapaki hidup tanpa pegangan?
Lihat dan dengar kami, itu saja...
Jumat, 11 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar